"Motivasi kita atau memotivasi orang lain"
Kehidupan seseorang akan bergantung pada kondisi di saat sekarang untuk berkejibaku. Banyak hal yang berubah dari jaman ke jaman. Keinginan sukses sangat kuat, tekad pun bahkan bisa melampaui rasa keinginan yang seolah semuanya nyata dan harus dimiliki, meskipun itu mimpi.
Potensi besar yang sangat dipikirkan adalah bagaimana cara, kapan atau memulainya dari mana dan akhirnya seperti apa ? Rasa takut akan menyelimuti ketika hidup itu berkompetisi, yang tak hayalnya bukan kawan ataupun lawan yang menjadi kompentitor, bahkan terhadap diri sendiri.
Stigma org akan berbeda-beda walaupun kita tahu bahwa yang dikejar adalah kesuksesan demi kepuasaan. Sekilas dilihat kesuksesan orang seolah termotivasi untuk menjadi seperti orang lain bukan seperti diri sendiri.
Hal ini menjadi kemunduran akan niat tekad karena meniru cara atau passion orang dan bukan menggembangkan passion dalam diri kita.
Kalo merasa bahwa hidup itu anugerah, yakin bahwa takdir hidup orang pun akan berbeda. Tidak segampang yang penulis bayangkan dan mengginginkan. Karena penulis merasa hidup ini hanya terjebak dalam sebuah ruangan ibaratkan galeri saja. Contoh hal kecil saja, tiap orang yang memiliki gadget atau handphone dengan berbagai koleksi foto berdasarkan pengelompokan sesuai keinginan pemiliknya. Foto pilihan menarik pasti menjadi foto utama atau profile yang selalu akan kita publikasikan ke umum sedangkan unggahan swafoto lainnya hanya menghiasi pajangan galeri saja.
Semua orang butuh transformasi hidup. Tidak salah kita meniru hal positif dan menjadikan diri kita menjadi impian diri kita sendiri. Tetapi tidak dengan merubah diri kita menjadi seperti orang lain. Terkadang butuh waktu untuk menemukan jati diri yang seutuhnya lahir dari takdir kita. Mungkin kita harus memilih jalan berbelok dahulu baru menemui lurus ataupun sebaliknya. Tapi yakinlah sekalipun jalan itu lurus pasti akan ada lubangnya. Seringkali kita mendengarkan banyak ilustrasi yang memotivasi, yakin saja orang yang memotivasi dirinya sendiri pun akan terjebak dengan kondisinya sendiri.
Disini penulis hanya berbagi intermezzo, selebihnya itu terserah pada diri kita. Apa kita mau berkembang, membangun atau hanya stagnan. Saran saya jangan pernah pesimis, jika hal baru tidak membuat mu baik, cari dan berfikirlah dan jangan biarkan hidup mu hanya menoleh kiri kanan mencari motivasi. Berjibaku dan yakin saja ada pergerakan meskipun baru selangkah dan biarkan langkah maju itu pelan berproses.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar